Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
SAINS & TEKNOLOGI

Ketebalan Es Pegunungan Jayawijaya Hanya Tersisa 4 Meter

journalist-avatar-top
By
Friday, December 6, 2024 08:36
0
ketebalan_es_pegunungan_jayawijaya_hanya_tersisa_4_meter

Ketebalan Es Pegunungan Jayawijaya Hanya Tersisa 4 Meter

Indocafe

Jayapura, MISTAR.ID

Ketebalan es di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, menyusut drastis. Berdasarkan pengamatan terbaru oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ketebalan es kini hanya tersisa sekitar empat meter.

Koordinator Bidang Standarisasi Instrumen Klimatologi BMKG, Donaldi Sukma Permana, menyebutkan hasil pengukuran terhadap tongkat atau stake ukur yang ditanam di Puncak Sudirman menunjukkan ketebalan gletser yang kian menipis.

“Terakhir ada 14 stake yang sudah tersingkap, artinya ketebalan gletser diperkirakan tinggal empat meter,” ungkap Donaldi, seperti dikutip dari Antara, Jumat (6/12/24).

Ia menjelaskan bahwa fenomena ini juga dipengaruhi oleh El Nino kuat yang mempercepat mencairnya es.

Baca juga: BMKG Sebut Fenomena La Nina Tidak Berdampak Besar di Wilayah Sumut

Survei yang dilakukan BMKG pada November 2024 menunjukkan luas permukaan es di Puncak Sudirman kini hanya tersisa 0,11 hingga 0,16 kilometer persegi, menyusut tajam dibandingkan tahun 2022 yang tercatat seluas 0,23 kilometer persegi.

“Penipisan ketebalan es ini menjadi tantangan besar bagi tim survei gabungan BMKG dan PT Freeport Indonesia dalam melakukan pengukuran,” tambah Donaldi.

Jika sebelumnya pengukuran dilakukan langsung di lapangan melalui tracking atau pendaratan helikopter, sejak 2017 pengamatan dilakukan menggunakan analisa gambar visual dan pemantauan tongkat ukur akibat kondisi medan yang semakin sulit.

“Kami akan terus mendokumentasikan fenomena ini meskipun upaya mempertahankan es di Papua sudah berada pada tahap yang sulit,” ujar Donaldi.

Dampak perubahan iklim

BMKG menyatakan mencairnya es di Pegunungan Jayawijaya merupakan salah satu bukti nyata perubahan iklim yang menyebabkan suhu global semakin meningkat.

Menurut data BMKG, kenaikan suhu rata-rata global telah mencapai 1,45 derajat Celcius di atas suhu masa pra-industri. Di Indonesia, suhu meningkat rata-rata 0,15 derajat Celcius per dekade, dengan wilayah-wilayah seperti Kalimantan, Sumatera, Jakarta, Papua Pegunungan, dan sebagian Sulawesi mencatat laju peningkatan suhu yang signifikan.

Baca juga: BMKG Sebut Seminggu ini Sumut Bakal Diguyur Hujan

Albert C. Nahas, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, memperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut, Indonesia akan melampaui batas kenaikan 1,5 derajat Celcius pada pertengahan abad ke-21, batas yang dianggap krusial untuk mitigasi perubahan iklim.

“Kami perlu menyadari bahwa kenaikan suhu ini memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap lingkungan dan kehidupan manusia,” tegas Albert. (cnn/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap